Pages

Saturday, March 16, 2013

Cerita Pendek Galau

Antara Cinta dan Benci

Aku tak bisa melihat kau bersamanya
Tapi tak seharusnya dengan dia kau bercinta
Jika kau merasa apa yang ku rasa
Kau bilanglah saja kau tak lagi cinta dia
Benak hati tak bisa menahan lagi
Pasti engkau akan ku nanti
(Tinggalkan Saja-Kotak)

Kejadian tadi siang di sekolahku membuat hidupku rasanya akan segera berakhir dengan cepat. Perempuan yang ku sukai sedang berjalan mesranya di hadapanku bersama teman baikku. Padahal, teman baikku tahu bahwa aku suka dengan perempuan yang digandengnya itu. Perasaanku saat itu campur aduk. Sedih bercampur marah. Kenapa bisa dia merebut perempuan yang kusukai itu? Kenapa tidak memilih perempuan lain? Kesal. Kesal sekali sehingga aku ingin sekali memukul dia. Di sisi lain, aku merasa sedih dan iri, karena aku selama ini belum pernah sama sekali berjalan bersama seorang perempuan, kecuali nenek, ibu, dan tanteku.
Tiba-tiba muncul dugaan di benakku bahwa mereka berdua sudah menjalin hubungan satu sama lain. Tapi, dugaan itu dengan sangat cepat kuhapus. Lain ladang, lain belalang. Dugaanku itu langsung dipotong habis-habisan oleh teman-temanku, yang terkenal cukup dekat bergaul dengan mereka berdua. Dengan jujur, mereka melaporkanku bahwa teman baikku itu sudah memakai kata “beb” untuk memanggilnya. Seketika itu juga, aku terhenyak. Ada lagi anggapan bahwa perempuan yang kusukai itu hanya ingin menjadikan teman baikku teman tapi mesra, karena perempuan yang ku sukai itu mengakui bahwa ia belum mau menjalin hubungan.
Kulihat, padahal teman baikku ini hanyalah bermodalkan wajah yang tampan dan pandai berolahraga. Idaman setiap kaum hawa. Tapi, kemampuan saat belajarnya bisa dikatakan rendah. Nilai ulangannya juga pas-pasan. Sebenarnya, aku ingin sekali tertawa terbahak-bahak saat teman baikku ini mendapat nilai terendah di kelas, sementara perempuan yang kusukai itu mendapat nilai tertinggi di kelas.
Sebaliknya, bisa dikatakan aku memiliki kemampuan yang bisa dikatakan lumayan. Nilai ulangan baik. Tapi, aku kurang pandai dalam berolahraga, yang mengakibatkan badanku yang semakin membengkak ini. Sementara, teman baikku memiliki postur badan yang ideal. Memang banyak temanku yang berkata kepadaku bahwa tidak mungkin aku menjadi pasangan yang cocok di hatinya. Temanku yang lain berkata bahwa aku pasti dapat menjadi pasangannya karena sifatku yang baik, penolong, dan pemaaf. Tak seperti teman baikku, yang suka melontarkan kata-kata kasar dan mengejek temanku yang lain.
Sekarang ini, beredar kabar bahwa perempuan yang kusukai itu hanyalah memberi janji-janji fiktif belaka. Sekarang, aku terjepit diantara cinta dan benci. Bisa saja aku lebih memilih cinta. Tapi, aku tidak suka perempuan yang suka memberi janji palsu. Lebih baik aku pindah ke lain hati saja, dan menjadikan perempuan yang kusukai itu sebatas teman saja.

-Yoza Syahriza-


Kenangan Antara Aku dan Dia

Tega Nian Nya Caramu
Menyingkirkan Diriku
Dari Percintaan Ini
Agar Dia Kembali Padamu
Tanpa Perduli Sakitnya Aku

(Sadis-Afgan)
Aku jadi teringat dengannya ketika mendengar lagu ini. Percintaanku dengan dia hanya berlangsung 3 minggu. Cukup pendek, tetapi aku baru saja merasakan bagaimana sakitnya patah hati itu.
Ia rela memutuskan hubungan antara aku dan dia demi seseorang yang lebih peduli, dan bisa diajak kompromi dengannya. Saat itu juga, aku langsung merasa bahwa diriku adalah sampah. Layak dibuang. Aku bukanlah apa-apa lagi untuk dia. Untuk apa dia mencintaiku kalau dia tahu ada seseorang yang lebih pantas dengannya? Untuk apa gunanya mencintaiku selama 3 minggu? Apa gunanya kau berpura-pura menjadi seseorang yang kuinginkan selama 3 minggu? Pertanyaan itu melayang-layang dipikiranku dan hanya membuatku menjadi kesal. Kesal sekali, hingga aku ingin sekali meluapkan emosiku yang sedang membara ini.
Memang, sakit rasanya ketika kau hanya bersandiwara 3 minggu lamanya di depanku untuk menjadi apa yang aku inginkan. Apa kau tidak bisa merasakan apa yang kurasakan? Kalau kau bisa saja merasakan apa yang aku rasakan, berterima kasihlah kepadaku, karena aku telah mencoba semaksimal mungkin untuk menjadi orang yang pas dihatimu. Tapi, semuanya sia-sia saja.
Tega sekali kau menyingkirkanku dari percintaan ini. Padahal, aku masih ingin sekali menjadi orang yang cocok di hatimu. Padahal, aku masih ingin sekali melanjutkan hubungan kita yang sudah terjalin ini. Tapi, semuanya hancur. Hancur berantakan, ketika kau memutuskan untuk pindah ke lain hati.
Saat itu, aku langsung menitikkan air mata kesedihanku. Cinta pertamaku berakhir dengan sangat tragis. Aku langsung menguci rapat-rapat tentang kabar ini. Aku tidak ingin orangtuaku dan teman-temanku tahu tentang kabar ini. Perasaanku saat itu bercampur aduk, antara sedih dan kesal. Di sisi lain, aku merasa hidupku telah hancur, bak kehilangan matahari yang senantiasa menemaniku sepanjang umur. Tetapi, di sisi lain, aku merasa kesal, karena dengan teganya ia memilih pasangan yang lain, yang lebih setia dengannya. Padahal, aku telah berjuang setengah mati untuk setia dengannya.
Aku mulai merobek satu per satu kenangan 3 minggu bersamanya. Aku akan memulai dari nol kembali untuk menulis kenangan dengan seseorang yang dapat menemaniku di saat aku sedih maupun senang. Di dunia ini, masih banyak perempuan yang menunggu untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Aku bertekad untuk mencari perempuan pilihanku yang dapat mengerti perasaanku, dapat menemaniku di saat sedih maupun senang, dan saling setia. Tapi, tidaklah mudah untuk mencari perempuan yang memenuhi kriteria-kriteria diatas.
Kini, aku dapat belajar dari pengalamanku. Terima kasih Marsalina Sari, kau telah menjadikanku pangeran yang dapat mengerti perasaanku, meski dalam waktu yang terbilang singkat.

-Yoza Syahriza-

No comments:

Post a Comment