TEKNOLOGI REPRODUKSI
DAN BIOTEKNOLOGI
Teknologi
reproduksi dan bioteknologi terbagi 2, yaitu :
a. Rekayasa Reproduksi
b. Bioteknologi
A.
Rekayasa Reproduksi
Rekayasa reproduksi adalah suatu usaha manusia untuk
mengembangbiakan makhluk hidup dengan cara rekayasa tahapan-tahapan proses
reproduksi yang berlangung secara alami.
Rekayasa reproduksi tidak hanya dilakukan pada tumbuhan dan hewan, tetapi manusia juga bisa dijadikan objek dalam teknologi. Ada beberapa teknik rekayasa reproduksi yang kita kenal, antara lain dengan cara :
Rekayasa reproduksi tidak hanya dilakukan pada tumbuhan dan hewan, tetapi manusia juga bisa dijadikan objek dalam teknologi. Ada beberapa teknik rekayasa reproduksi yang kita kenal, antara lain dengan cara :
Ø Kultur jaringan
Ø Kloning
Ø Hibridisasi
Ø Inseminasi buatan
Ø Bayi tabung
Dibawah ini adalah penjelasannya, mari kita simak bersama :
1.
Kultur Jaringan
Pelaksanaan teknik kultur jaringan
bertujuan untuk memperbanyak jumlah tanaman. Tanaman yang dikultur biasanya
adalah bibit unggul. Dengan teknik ini, kita bisa mendapatkan keturunan bibit
unggul dalam jumlah yang banyak dan memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Kultur jaringan sebenarnya memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh
sel tumbuhan.
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi. Pada teknik ini kamu hanya membutuhkan bagian tubuh dari tanaman. Misalnya batang hanya seluas beberapa millimeter persegi saja. Jaringan yang kamu ambil untuk dikultur disebut eksplan. Biasanya, yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda yang masih mampu membelah diri. Misalnya ujung batang, ujung daun, dan ujung akar.
Kultur jaringan dapat dilakukan secara sederhana, yaitu:
a. Mensterilkan eksplan. Caranya adalah direndam dalam alkohol 70% atau kalsium hipoklorit 5% selama beberapa menit.
b. Gunakan botol atau tabung yang sudah disterilkan, isi dengan media. Masukkan potongan jaringan yang sudah disterilkan di atas media dalam botol. Media yang digunakan terdiri atas:
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi. Pada teknik ini kamu hanya membutuhkan bagian tubuh dari tanaman. Misalnya batang hanya seluas beberapa millimeter persegi saja. Jaringan yang kamu ambil untuk dikultur disebut eksplan. Biasanya, yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda yang masih mampu membelah diri. Misalnya ujung batang, ujung daun, dan ujung akar.
Kultur jaringan dapat dilakukan secara sederhana, yaitu:
a. Mensterilkan eksplan. Caranya adalah direndam dalam alkohol 70% atau kalsium hipoklorit 5% selama beberapa menit.
b. Gunakan botol atau tabung yang sudah disterilkan, isi dengan media. Masukkan potongan jaringan yang sudah disterilkan di atas media dalam botol. Media yang digunakan terdiri atas:
·
Unsur-unsur
atau garam mineral: Unsur makro: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Unsur mikro: Zn,
Mn, Mo, So.
·
Asam
amino, vitamin, gula, hormon, dengan perbandingan tertentu.
·
Media
cair; bahan-bahan di atas dicampur akuades.
·
Media
padat; bahan-bahan di atas campur dengan agar-agar.
Media cair dan padat tersebut kemudian disterilkan dengan menggunakan mesin khusus yang disebut dengan autoklaf.
c. Simpan di tempat yang aman pada suhu kamar, tunggu untuk beberapa lama maka akan tumbuh kalus (gumpalan sel baru). Bisa juga selama pemeliharaan dilakukan pengocokan dengan mesin pengocok yang bergoyang 70 kali permenit. Pengocokan dilakukan selama 1,5 - 2 bulan.
Tujuan dari pengocokan adalah untuk merangsang sel-sel eksplan supaya giat bekerja dan memperlancar proses persiapan zat dan penyebaran makanan merata, serta menjamin pertukaran udara lebih cepat.
d. Kalus yang tumbuh bisa dipotong-potong untuk dipisahkan dan di tanam pada media lain.
e. Kalus tersebut akan tumbuh menjadi tanaman muda (plantlet), kemudian pindahkan ke pot. Jika tanaman tersebut sudah kuat, maka bisa dipindahkan ke media tanah atau lahan pertanian.
Kultur jaringan dapat disimpan dalam
suhu rendah sebagai stok atau cadangan. Jika sewaktu-waktu diperlukan, maka
jaringan ini dapat diambil dan ditanam. Contoh tanaman yang bisa menjadi objek
kultur adalah pisang, mangga, tebu, dan anggrek.
Keuntungan dari kultur jaringan
adalah:
·
Dalam
waktu singkat dapat menghasilkan bibit yang diperlukan dalam jumlah banyak.
·
Sifat
tanaman yang dikultur sesuai dengan sifat tanaman induk.
·
Tanaman
yang dihasilkan lebih cepat berproduksi.
·
Tidak
membutuhkan area tanam yang luas.
·
Tidak
perlu menunggu tanaman dewasa, kita sudah dapat membiakkannya.
2.
Kloning
Kloning adalah penggunaan sel somatik
makhluk hidup multiseluler untuk membuat satu atau lebih individu dengan materi
genetik yang sama atau identik. Kloning ditemukan pada tahun 1997 oleh
Dr. Ian Willmut seorang ilmuan Skotlandia dengan menjadikan sebuah sel telur
domba yang telah direkayasa menjadi seekor domba tanpa ayah atau tanpa
perkawinan. Domba hasil rekayasa ilmuan Skotlandia tersebut diberi nama Dolly.
Cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah sebagai berikut:
Cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian Willmut adalah sebagai berikut:
·
Mengambil
sel telur yang ada dalam ovarium domba betina, dan mengambil kelenjar mamae
dari domba betina lain.
·
Mengeluarkan
nukleus sel telur yang haploid.
·
Memasukkan
sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak memiliki nukleus lagi.
·
Sel
telur dikembalikan ke uterus domba induknya semula (domba donor sel telur).
·
Sel
telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan ke dalam uterus domba,
kemudian domba tersebut akan hamil dan melahirkan anak hasil dari kloning.
Jadi,
domba hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan secara vegetatif
karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma.
Kloning juga bisa dilakukan pada seekor katak. Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus seekor kecebong ditransplantasikan ke dalam sel telur dari katak jenis lain yang nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini akan berkembang menjadi zigot buatan dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak dewasa.
Kloning juga bisa dilakukan pada seekor katak. Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus seekor kecebong ditransplantasikan ke dalam sel telur dari katak jenis lain yang nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian, telur ini akan berkembang menjadi zigot buatan dan akan berkembang lagi menjadi seekor katak dewasa.
Kloning
akan berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang akan menghasilkan
embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel germa adalah sel yang menumbuhkan
telur dari sperma.
3.
Makhluk Transgenik
Makhluk hidup transgenik sering
disebut sebagai GMOs (Genetically Modified Organisms) yang merupakan hasil
rekayasa genetika. Teknik ini mengubah faktor keturunan untuk mendapatkan sifat
baru. Teknik ini dikenal dengan rekayasa genetika atau teknologi plasmid.
Pengubahan gen dilakukan dengan jalan menyisipkan gen lain ke dalam plasmid
sehingga menghasilkan individu yang memiliki sifat tertentu sesuai dengan
keinginan si pembuat.
Teknologi ini dapat dipelajari dari beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh manusia, antara lain sebagai berikut:
a. Produksi insulin
Caranya adalah dengan menyambungkan gen pengontrol pembuatan insulin manusia ke dalam DNA bakteri. Kemudian dari hasil penyambungan tersebut akan terbentuk bakteri baru yang mampu menghasilkan hormon insulin manusia. Bakteri ini dipelihara di laboratorium untuk menghasilkan insulin. Insulin yang dihasilkan bisa untuk mengobati penyakit kencing manis.
b. Menciptakan bibit unggul
Rekayasa genetika untuk memperbaiki tumbuhan supaya menjadi lebih baik, yaitu:
Teknologi ini dapat dipelajari dari beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh manusia, antara lain sebagai berikut:
a. Produksi insulin
Caranya adalah dengan menyambungkan gen pengontrol pembuatan insulin manusia ke dalam DNA bakteri. Kemudian dari hasil penyambungan tersebut akan terbentuk bakteri baru yang mampu menghasilkan hormon insulin manusia. Bakteri ini dipelihara di laboratorium untuk menghasilkan insulin. Insulin yang dihasilkan bisa untuk mengobati penyakit kencing manis.
b. Menciptakan bibit unggul
Rekayasa genetika untuk memperbaiki tumbuhan supaya menjadi lebih baik, yaitu:
·
Pencakokan
gen pembentuk pestisida pada tumbuhan sehingga mampu menghasilkan peptisida
mematikan hama.
·
Rekayasa
tumbuhan yang mampu melakukan fiksasi nitrogen. Teknologi ini mampu membuat
tanaman yang bisa memupuk dirinya sendiri.
·
Rekayasa
genetika yang mampu menciptakan tanaman yang mampu memproduksi zat anti
koagulan.
4.
Hibridisasi
Hibridisasi
adalah persilangan antara varietas dalam spesies yang sama yang memiliki sifat
unggul. Hasil dari hibridisasi adalah hibrid yang memiliki sifat perpaduan dari
kedua induknya. Teknik ini dapat dilakukan pada tumbuhan dan hewan. Contoh
hibrid tumbuhan yang telah dibudidayakan adalah jagung, kelapa, padi, tebu, dan
anggrek.
5.
Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan adalah
pembuahan atau fertilisasi yang terjadi pada sel telur dengan sperma yang
disuntikkan pada kelamin betina. Jadi, fertilisasi ini tidak membutuhkan hewan
jantan, tetapi hanya membutuhkan spermanya saja.
Inseminasi buatan
dilakukan karena bibit pejantan unggul yang hendak dikawinkan dengan bibit
betina lokal tidak memiliki waktu masa subur yang bersamaan. Bibit pejantan
unggul dikawinkan dengan bibit betina lokal supaya dapat menghasilkan keturunan
yang lebih baik.
Teknologi ini menggunakan metode penyimpanan sperma pada suhu rendah (-80° sampai -20°). Jadi, untuk mendapatkan bibit pejantan unggul untuk mengawini bibit betina lokal tidak perlu dengan membawa individunya tetapi cukup dengan membawa spermanya. Hal ini juga memudahkan proses pengiriman dari suatu negara ke negara lain.
Teknologi ini menggunakan metode penyimpanan sperma pada suhu rendah (-80° sampai -20°). Jadi, untuk mendapatkan bibit pejantan unggul untuk mengawini bibit betina lokal tidak perlu dengan membawa individunya tetapi cukup dengan membawa spermanya. Hal ini juga memudahkan proses pengiriman dari suatu negara ke negara lain.
6.
Bayi Tabung
Bayi tabung adalah bayi yang merupakan
hasil pembuahan yang berlangsung di dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya
kelanjutan dari teknologi inseminasi buatan, hanya proses pembuahan pada bayi
tabung terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh.
Kedua-duanya sama-sama merupakan perkembangbiakan generatif.
Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan.
Proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut:
Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan.
Proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut:
·
Sel
telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil dengan suatu alat
dan disimpan di dalam tabung yang berisi medium seperti kondisi yang ada pada
rahim wanita hamil.
·
Sel
telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan diamati sehingga
terjadi fertilisasi.
·
Sel
telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan ke dalam tabung.
·
Jika
sel telur yang sudah dibuahi, disebut zigot, berkembang dengan baik dan menjadi
embrio, maka embrio tersebut akan disuntikkan kembali ke dalam rahim induknya
semula.
Dampak Rekayasa Reproduksi :
Rekayasa teknologi tidak semuanya
berdampak positif bagi kehidupan manusia maupun bagi makhluk hidup lain dan
lingkungan. Teknologi yang diciptakan dengan tujuan untuk memakmurkan umat
manusia bisa saja menghancurkan manusia itu sendiri jika tidak diikuti dengan
keimanan dan ketaqwaan.
Dampak positif rekayasa reproduksi sebagai berikut:
Dampak positif rekayasa reproduksi sebagai berikut:
·
Menciptakan
bibit unggul.
·
Meningkatkan
gizi masyarakat.
·
Melestarikan
plasma nutfah.
·
Meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan keinginan manusia.
·
Membantu
pasangan yang kesulitan mendapatkan anak dengan jalan pintas yaitu bayi tabung.
Dampak negatif
rekayasa reproduksi sebagai berikut:
·
Pada
perbanyakan keturunan dengan kultur jaringan yang memiliki materi genetis yang
sama akan mudah terkena penyakit.
B.
Bioteknologi
Bioteknologi adalah
cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (Bakteri,fungi,virus dan
lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam bioteknologi biasanya
digunakan mikroorganisme atau bagian-bagiannya untuk meningkatkan nilai tambah
suatu bahan. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika,
kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam
proses produksi barang dan jasa.
Perubahan sifat Biologis melalui
rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme baru"
produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia.
Produk bioteknologi, antara lain
·
Jagung
resisten hama serangga
·
Kapas
resisten hama serangga
·
Pepaya
resisten virus
·
Enzim
pemacu produksi susu pada sapi
·
Padi
mengandung vitamin A
·
Pisang
mengandung vaksin hepatitis
Bioteknologi
terbagi 2, yaitu :
a.
Bioteknologi
Konvensional/tradisional
b.
Bioteknologi
Modern
Dibawah ini penjelasannya, mari kita
simak
1. Bioteknologi
Konvensional/Tradisional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau
bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat
mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan
fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk
keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri
khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan
makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim
1. Pengolahan Bahan Makanan
a. Pengolahan produk susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt,
keju, dan mentega.
1) Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya
sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan
yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricusdan Streptococcus thermophillus. Kedua
bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya
disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC. Selama penyimpanan tersebut
pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat.
Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
2) Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus
dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa
dalam susu menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan
susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan
sampai 30oC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat
dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey
dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim rennin dari lambung sapi muda untuk
mengumpulkan dadih. Enzim rennin dewasa ini telah digantikan dengan enzim
buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperature
32oC – 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang
air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan
untuk makanan sapi.
3) Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris.
Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi
cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk
untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
b. Produk makanan nonsusu
1)
Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus
oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri
asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran
gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya
akan dihasilkan produk kecap.
2) Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat
golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe
sebgai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya
bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam maupun
luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan
dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai. Tempe
mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa
khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses
penyembuhan duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar
kolesterol, dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah
anemia, menghambat ketuaan, serta mampu menghambat resiko jantung koroner,
penyakit gula, dan kanker. Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar
kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam
hal ini kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat
jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari
kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan
memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Perubahan
tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.
c) Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan
sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi
produk yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut
berdasarkan pengalaman.
2.
Bioteknologi Modern
Bioteknologi
modern merupakan bioteknologi berdasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA,
yang dilakukan dengan memodifikasi gen-gen spesifik dan memindahkannya pada
organisme yang berbeda seperti bakteri, tumbuhan, dan hewan.
Beberapa contohnya
antara lain :
1.
|
Bibit tanaman yg
seragam, diperoleh dengan melalui tehknik kultur jaringan.
Melalui teknik ini dapat dihasilkan / diproduksi bibit tanaman yang seragam
dalam jumlah besar, Beberapa contoh tanaman yang telah dihasilkan melalui
kultur jaringan antara lain : Papaver
somniferum ( menghasilkan kodein , untuk penghilang rasa nyeri, Jasminum sp ( menghasilkan jasmine,
sebagai bahan parfum aroma melati ).
|
2.
|
Antibodi monoklonal,
merupakan sejenis antibodi yang diproduksi dengan cara penggabungan (
fusi ) dua jenis sel yang sama atau berbeda . Dikenal dengan sebutan
teknologi hibridoma / DNA rekombinan.
|
3.
|
Bayi tabung, hasil
fertilisasi secara in vitro . Ovum
dan sperma dipertemukan dalam sebuah “ wadah” sehingga terjadi pembuahan.
|
4.
|
Hormon insulin, yang
diperoleh melalui teknologi plasmid dalam rekayasa genetik
|
5.
|
Domba dolly hasil
kloning yaitu transfer inti sel autosom ( diploid ) ke dalam ovum ( haploid )
yang telah diambil inti telurnya.
|
6.
|
Tanaman kebal hama, yang telah
disisipi gen penghasil senyawa endotoksin dari Bacillus thuringiensis
|
7.
|
Tanaman yang mampu
memfiksasi nitrogen melalui penyisipan gen pengontrol fiksasi nitrogen (
gen nif ) dari bacteri Rhizobium sp
dengan perantara plasmid dari Agrobacterium
tumefaciens
|
8.
|
Hewan transgenik, hasil
rekayasa genetika yang memiliki sifat / kemampuan berbeda dengan hewan biasa.
Misalnya menghasilkan air susu yang
mengandung faktor anti hemofili
|
9.
|
Hormon BST ( Bovine
Somatotrophin ), hormon pertumbuhan untuk hewan dari hasil rekayasa
genetik
|
10.
|
Vaksin malaria, hasil
rekayasa genetik dengan memanfaatkan DNA virus cacar air yang kurang aktif
|
11.
|
antibiotik jenis
baru, yang dikembangkan dari mikroorganisme galur baru yang diperoleh dari
rekayasa genetik
|
12.
|
Interferon, sejenis
protein hasil tekhnik DNA rekombinan untuk menghambat replikasi virus
|